Catatan rumah Kepemimpinan 7 : Jalan Juang menuju 25 Milyar


         Selamat sore, Pembaca (: Kali ini aku akan berbagi cerita tentang sosok yang keren banget, dijamin! Siapa? Yuk simak ceritanya (:
Siapa yang tidak tau warung SS (Spesial Sambal)? Warung makan dengan ciri khas sambalnya yang begitu beragam dan harganya yang murah itu, kini telah mencapai 76 cabang di 37 kota di Indonesia. Omzetnya pun hingga saat ini sudah mencapai 25 M perbulannya, masya Allah.. Lalu, apa sebetulnya yang menjadi rahasia warung SS hingga bisa menjadi sebesar sekarang? Dalam kajian tokoh di Rumah Kepemimpinan regional 3 Yogyakarta malam itu, dihadirkan langsung owner Warung Spesial Sambal, yakni Bapak Yoyok Hery Wahyono. Beliau menyampaikan banyak hal seputar perjuangan beliau dari awal mendirikan SS hingga bisa menjadi sebesar sekarang.
Di awal pembicaraan, Pak Yoyok banyak menyampaikan tentang rasa syukur. Beliau mengatakan bahwa kekuatan bersyukur itu luar biasa. “Kepandaian bersyukurlah yang menyelamatkan hidup saya.” Tambahnya. Namun, yang namanya bersyukur memang tidak mudah. Bersyukur di sini tidak hanya ketika mendapat kenikmatan, tetapi juga ketika mendapat musibah dan ujian. Mungkin ketika mendapat nikmat, kita mudah saja bersyukur. Akan tetapi ketika kita diberi musibah dan ujian? Masih bisakah kita bersyukur sama mudahnya ketika diberi nikmat? Pak Yoyok menerangkan, bersyukur merupakan sebuah keyakinan. Yang mana menjaga keyakinan adalah seperti memegang bara api. Memang banyak sekali keyakinan itu, dan kita bebas mau memilih keyakinan apapun. Tetapi menjaganya itu yang sulit. Menjadi istiqomah itu yang tidak mudah. Bagaimana kemudian kita bisa terus menggenggam batu bara itu meskipun panas dan sakitnya tak terkira. Inilah kemudian yang menjadi penguat bagi Pak Yoyok. Beliau bercerita, pada awal-awal berdirinya warung makan SS, banyak sekali kendala yang dihadapi. Mulai dari lelah, hasil yang juga tidak seberapa, bahkan sampai rugi yang berkepanjangan. Namun, apa yang kemudian membuat Pak Yoyok tetap bertahan? Satu kata tadi. Bersyukur. Pak Yoyok mensyukuri setiap apa yang diberikan Allah kepadanya. Pak Yoyok meyakini bahwa rezeki tidak berada di tangan kita, tetapi di tangan Allah. Karenanya tugas kita adalah bekerja sebaik-baiknya, perkara hasil semua kembali kepada Allah. Selain itu, rupanya beliau juga menikmati proses panjang dan setiap kesulitan tersebut. Inilah yang kemudian disadari Pak Yoyok sebagai sebuah passion. Beliau bekerja dengan cinta. Sehingga tidak ada rasa kecewa ketika kegagalan dan berbagai kesulitan itu datang. 

Hingga kini, karyawan yang bekerja di warung SS telah mencapai kurang lebih 3600 orang. Dari sekian banyak karyawan tersebut, tentunya bukan tanpa masalah. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana mengelola karyawan sebanyak itu? Ternyata poin utamanya adalah menguatkan mentalitas personal. Pak Yoyok mengulangi kalimat tersebut sampai tiga kali. Mengapa? Karena untuk bisa bertahan, kekuatan mental setiap karyawannya terlebih dahululah yang harus dikuatkan. Baru setelah itu skill, sistem, dan sarana prasarana.
Satu hal lagi yang menarik, SS memiliki landasan spiritualitas. Apa itu? Keyakinan. Keyakinan yang akan tetap menguatkan mereka meski jatuh. Yang tetap akan bisa membuat mereka kembali bangkit meski terluka. Limbung tetapi tidak sampai jatuh, sakit tetapi tidak sampai mati. Keyakinan itu ada lima. Pertama, keyakinan terhadap adanya sebuah proses. SS sangat berorientasi pada kualitas proses. SS percaya bahwa bila proses yang dilakukan baik, maka hasilnya akan indah, baik, dan berkah. Keyakinan kedua, SS percaya bahwa angka-angka perolehan rejeki itu berada di luar kewenangan manusia. Ketiga, memilih jalan tentram dengan ukuran hati. Keempat, konsisten menjaga karakter dasar dan keyakinan. Kelima, mengetuk pintu langit.
Intinya, do the best, hasilnya serahkan kepada Allah. Karena berapapun hasil yang kita peroleh, kalau prosesnya baik, maka hasilnya akan indah. Salah satu bentuk proses yang baik adalah kejujuran. Bagi SS, kejujuran adalah harga mati. Tidak ada tempat bagi orang-orang yang tidak jujur berapapun sedikitnya, siapapun orangnya—kerabat dekat sekalipun. Nafas kekeluargaan, kerja professional.
Luar biasa bukan sedikit cerita mengenai warung SS ini? Ini belum seberapa. Penasaran lengkapnya? Tunggu buku mengenai profil SS dan seluk beluknya yang akan diterbitkan oleh Rumah Kepemimpinan regional 3 Yogyakarta ya! Doakan semoga prosesnya lancar! Untuk SS, semoga semakin jaya dan sukses selalu dunia akhirat (:

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Rumah Kepemimpinan 15: Menjadi Pasangan Strategis, Kenapa Tidak?

Kenangan Ramadhan 1 : Tidak Jadi ke Solo, Ini Gantinya!

Kisah Inspiratif Spesial Ramadhan : Keajaiban Istighfar